A
ssalamualaikum .Wr.Wb. BAgi para pengunjung Bagindut BLOG, Pada POstingan selanjutnya saya akan menerangkan tentang macam shalat sunnah beserta dalilnya. untuk bagi-bagi ilmu. Semoga bermanfaat.
Thank' A Lot
MACAM-MACAM SHALAT SUNNAH
Shalat sunnah itu ada dua macam:
1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara
berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan
secara berjamaah
A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara
berjamaah
1. Shalat Idul Fitri
2. Shalat Idul Adha
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat Idul Fithri
bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau
semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah.” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan
tujuh kali takbir (di luar Takbiratul Ihram) sebelum
membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua melakukan
lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari)
4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)
Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan
dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau SAW
bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua
tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT.
Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak
juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila
kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan
berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW
memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan
panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan
dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua
kali setiap raka’at, dan melakukan ruku’ dua kali
setiap raka’at.
5. Shalat Istisqo’
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat
istisqo’ dua raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam
Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Tata caranya seperti shalat ‘Id.
6. Shalat Tarawih (sudah dibahas)
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW
shalat di masjid pada suatu malam. Maka orang-orang
kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di
masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti
beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan
keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun
Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya
Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian
kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena
sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan
difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata:
“Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam
Muslim)
Jumlah raka’atnya adalah 20 dengan 10 kali salam,
sesuai dengan kesepakatan shahabat mengenai jumlah
raka’at dan tata cara shalatnya.
7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih
Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak
disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak
pernah melakukannya.
B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah
1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat
Fardlu), terdiri dari:
a. 2 raka’at sebelum shubuh
b. 4 raka’at sebelum Dzuhur (atau Jum’at)
c. 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau Jum’at)
d. 4 raka’at sebelum Ashar
e. 2 raka’at sebelum Maghrib
f. 2 raka’at sesudah Maghrib
g. 2 raka’at sebelum Isya’
h. 2 raka’at sesudah Isya’
Dari 22 raka’at rawatib tersebut, terdapat 10 raka’at
yang sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan
oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits:
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga
(melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka’at
sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at
sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah
Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh …
(HR Imam Bukhari dan Muslim).
Adapun 12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu
muakkad, berdasarkan hadits-hadits berikut:
a. Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa senantiasa melakukan shalat 4 raka’at
sebelum Dzuhur dan 4 raka’at sesudahnya, maka Allah
mengharamkan baginya api neraka.” (HR Abu Dawud dan
Tirmidzi)
2 raka’at sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya ada
yang sunnah muakkad dan ada yang ghairu muakkad.
b. Nabi SAW bersabda: “Allah mengasihi orang yang
melakukan shalat empat raka’at sebelum (shalat)
Ashar.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Huzaimah)
Shalat sunnah sebelum Ashar boleh juga dilakukan dua
raka’at berdasarkan Sabda Nabi SAW: “Di antara dua
adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam
Bazzar)
c. Anas Ra berkata: “Di masa Rasulullah SAW kami
shalat dua raka’at setelah terbenamnya matahari
sebelum shalat Maghrib…” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Nabi SAW bersabda: “Shalatlah kalian sebelum (shalat)
Maghrib, dua raka’at.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
d. Nabi SAW bersabda: “Di antara dua adzan (adzan dan
iqamah) terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar)
Hadits ini menjadi dasar untuk seluruh shalat sunnah 2
raka’at qobliyah (sebelum shalat fardhu), termasuk 2
raka’at sebelum Isya’.
2. Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-Sajdah ayat 16 -
17, dan Al-Furqaan ayat 64.
Dilakukan dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah
raka’at tidak dibatasi.
Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat
malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila kamu
mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka
witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari dan
Muslim)
3. Shalat Witir di luar Ramadhan
Minimal satu raka’at dan maksimal 11 raka’at. Lebih
utama dilakukan 2 raka’at-2 raka’at, kemudian satu
raka’at salam. Boleh juga dilakukan seluruh raka’at
sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam.
Dari A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW shalat
malam 13 raka’at, dengan witir 5 raka’at di mana
beliau Tasyahud (hanya) di raka’at terakhir dan salam.
(HR Imam Bukhari dan Muslim)
Beliau juga pernah berwitir dengan tujuh dan lima
raka’at yang tidak dipisah dengan salam atau pun
pembicaraan. (HR Imam Muslim)
4. Shalat Dhuha
Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4
raka’at, tidak dipisah keduanya (tiap shalat 2
raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la)
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat
Dhuha dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya
(Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah
oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata
Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih
ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi
tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau.” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
5. Shalat Tahiyyatul Masjid
Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid,
janganlah duduk sehingga shalat dua raka’at.” (HR
Jama’ah Ahli Hadits)
6. Shalat Taubat
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang
berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat
dua raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali
ia akan diampuni.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan
lain-lain)
7. Shalat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap
raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang
yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa
ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan
setiap ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua
sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at
pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan
tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali
setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)
8. Shalat Istikharah
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah Rasulullah
SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal …
beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari
kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua
rakaat di luar shalat fardhu …dan menyebutkan
perlunya’ …” (HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam
Muslim)
9. Shalat Hajat
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mempunyai hajat
kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan
baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua
raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat,
atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
10. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang
dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu
dua raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
11. Shalat Awwabiin
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 25
Dari Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang
siapa shalat setelah shalat Maghrib enam raka’at, maka
diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih lautan.”
(HR Imam Thabrani)
Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan Tirmidzi meriwayatkan
hadits serupa dari Abu Hurairah Ra.
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat enam raka’at
antara Maghrib dan Isya’, maka Allah mencatat baginya
ibadah 12 raka’at.” (HR Imam Tirmidzi)
12. Shalat Sunnah Wudhu’
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berwudhu, ia
menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua raka’at,
…, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
13. Shalat Sunnah Mutlaq
Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.:
“Shalat itu sebaik-baik perbuatan, baik sedikit maupun
banyak.” (HR Ibnu Majah)
Dari Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi SAW bertanya:
‘Apakah kamu berpuasa sepanjang siang?’ Aku menjawab:
’Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Dan kamu shalat sepanjang
malam?’ Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bersabda: ’Tetapi
aku puasa dan berbuka, aku shalat tapi juga tidur, aku
juga menikah, barang siapa tidak menyukai sunnahku,
maka ia tidak termasuk golonganku’.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Hadits terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah
bisa dilakukan dengan jumlah raka’at yang tidak
dibatasi, namun makruh dilakukan sepanjang malam,
karena Nabi sendiri tidak menganjurkannnya demikian.
Ada waktu untuk istirahat dan untuk istri/suami.
Wa Allah A'lam
Al-Faqiir ila rahmati Rabbihi al-Ghaffaar
H.M. Dawud Arif Khan
Selasa, 10 November 2009
Sholat Sunnah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Salam kenal sobat
Posting Komentar